
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. PIDI dilaksanakan selama satu tahun di rumah sakit dan puskesmas sebagai syarat untuk mendapatkan kewenangan praktek bagi dokter yang telah lulus pendidikan.
Acara pisah – sambut yang dilaksanakan di hotel The Zuri Palembang pada tanggal 13 Mei 2019 ini dihadiri oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru, Ketua Komite Internsip dokter Indonesia (KIDI) pusat dr. Zainal Arifin, M.Kes, Dekan Fakultas Kedokteran yang diwakili pembantu dekan II, dr.Irfanuddin, dan duta anti narkoba milenial ratu tenny leriva Herman Deru, Juga dihadiri oleh Menkes RI diwakili oleh Staf Ahli Menkes bidang hukum kesehatan dr. Kuwat Sri Hudoyo.
Dalam sambutannya dr. Kuwat Sri Hudoyo mengatakan bahwa pelaksanaan PIDI merupakan amanah dari undang-undang nomor 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran dan telah dijabarakan dalam permenkes nomor 39 tahun 2017 tentang penyelenggaraan program internsip dokter dan dokter gigi Indonesia, Peningkatan kualitas PIDI menjadi penting dalam menjaga kualitas dokter Indonesia. Perbaikan program PIDI telah banyak dilakukan mulai dari perubahan sistem rekruitmen, peningkatan jumlah dan kualitas wahana, peningkatan jumlah dan kualitas pendamping, peningkatan kualitas manajemen dan administrasi keuangan serta pengembangan SIMPIDI (Sistem Informasi PIDI). dr. Kuwat berharap “program internsip dokter dapat disinergikan dengan berbagai program kesehatan nasional lainnya sehingga di puskesmas, antara lain pendataan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), pemberantasan penyakit menular (HIV,TBC) dan penyakit tidak menular agar dokter masuk sepenuhnya dalam situasi pelayanan kesehatan”. ungkap dr.Kuwat.
Pada acara ini Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan : Dra. Lesty Nuraini, Apt, M.Kes dalam sambutannya mengatakan, bahwa program PIDI merupakan program untuk memandirikan dan memahirkan dokter yang baru lulus, sehingga menghasilkan dokter yang berkualitas dan berkompeten. Hari ini Sumsel akan memulangkan 45 orang dokter internsip yang sudah ditempatkan dikota lubuklinggau sebanyak 13 orang, Kabupaten Banyuasin 15 orang dan Kabupaten Ogan Komering Ilir 17 orang. Selain itu kita juga akan memberangkatkan 41 orang dokter yang akan ditempatkan RSUD Banyuasin dan puskesmas pangkalan balai 18 orang, Rs Ar. Bunda kota Lubuklinggau dan Puskesmas Perumnas 18 orang, serta RSUD Kayu Agung dan puskesmas Tugumulyo 5 orang. Sebelum pemberangkatan 41 orang peserta PIDI ini dibekali dengan materi yaitu kebijakan dan implementasi PIDI 2019, kebijakan kesehatan prov.sumsel 2019, paparan dari organisasi IDI dan praktek kefokteran yang baik, paparan budaya setempat, paparan BPJS ketenagakerjaan, paparan SIMPIDI online, serta perkenalan dan koordinasi dengan pendamping PIDI.
Pada Kesempatan yang sama Gubernur Sumsel H. Herman Deru berpesan kepada peserta PIDI “bahwa selama 8 bulan di rumah sakit dan 4 bulan dilapangan (puskesmas) agar belajarlah mengenal karakter masyarakat setempat, baik itu budaya maupun bahasa karena itu sebagai modal untuk memberikan sentuhan kepada masyarakat”. Tak lupa Herman Deru berpesan agar para dokter ikut membantu pemerintah menanggulangi ancaman bahaya narkoba dengan cara mengedukasi dan mensosialisasikan bahaya narkoba terutama dikalangan komunitas anak muda di kab/kota tempat mereka ditempatkan. Hal yang paling utama adalah keamanan, tempat tinggal dan kalau memang ada kelebihan APBD bisa dianggarkan insentif , kalau tidak ajak perusahaan sekitar untuk memberikan perhatian berupa CSR kepada internsip dokter.
Pada acara ini turut diundang 14 orang tenaga kesehatan program nusantara sehat yang sudah mengabdi selama dua tahun di daerah terpencil di Prov. Sumsel. Tenaga ini berguna untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan) dan DBK ( Daerah Bermasalah Kesehatan), dalam rangka mendukung program nusantara sehat. Program nusantara sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas di DTPK dan DBK.