
Dinkes.sumselprov.go.id, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dra. Lesty Nurainy,APT,M.Kes, menyerukan sistem penggunaan obat yang terpantau dan terukur dalam rangka kendali mutu dan biaya obat, sehingga dapat menjamin efisiensi biaya dan menjaga mutu pelayanan kesehatan. “Dalam memilih obat untuk pelayanan kesehatan, harus didasarkan pada kriteria memiliki rasio manfaat-risiko yang paling menguntungkan penderita, mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas, praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan, praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan, menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita, memiliki rasio manfaat biaya yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung” kata Lesty. Lanjut lagi Lesty menjelaskan “farmakoekonomi merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh tenaga farmasi, dokter atau tenaga kesehatan lain. Dengan melakukan analisis farmakoekonomi, dapat diperkirakan setiap fasilitas kesehatan dapat melakukan terapi yang cost-effective, dan formularium nasional (fornas) yang bermanfaat sebagai pengaman bagi penulis resep, mengoptimalkan pelayanan kepada pasien, memudahkan perencanaan, dan penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan” papar Lesty di Hotel Horison Palembang saat menyampaikan sambutannya pada acara pertemuan peningkatan kemampuan SDM dalam implementasi Fornas dan analisis farmakoekonomi di rumah sakit, Kamis,25/7/19.
Pada kesempatan yang sama juga Ketua Panitia Pelaksana, Aprilia Nurcahyawati,S.Si,Apt,M.Kes dalam laporannya menyampaikan “tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam mengimplementasikan fornas dan analisis farmakoekonomi di rumah saki,” katanya kepada 55 orang peserta dari Dinas Kesehatan dan RSUD Kab/kota, RSUD Provinsi Sumsel dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel. Para peserta mendapat materi yang disampaikan oleh narasumber dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan R.I, Komite Nasional FORNAS, RSUP Moh.Hoesin Palembang, dan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Harapannya kegiatan ini tentu agar peserta dapat mengimplementasikan fornas , terjaminnya penggunaan obat rasional dan meningkatnya kualitas hidup peserta JKN, selain itu juga dapat melakukan analisis farmakoekonomi sehingga setiap fasilitas kesehatan dapat dipastikan melakukan terapi yang cost effective.