

Palembang, dinkes.sumselprov.go.id, Hari jantung sedunia yang diperingati pada 29 September 2022 kemarin dimeriahkan warga Sumsel di Kambang Iwak Palembang, pada acara pagi hari tersebut, kegiatan senam jantung nusantara virtual seIndonesia dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, dr. H. Trisnawarman, M.Kes, SpKKLP, yang dalam sambutannya beliau menjelaskan “Penyakit Kardiovaskular, Jantung koroner dan stroke menduduki peringkat pertama penyebab utama kematian di dunia..Penyebab utama penyakit kardiovaskular adalah pola makan yang buruk, kurang berolahraga dan merokok.. Penyakit ini juga berdampak besar pada sistem ekonomi di negara.. hal tersebut disebabkan karena tingginya biaya perawatan kesehatan untuk pengobatan dan berkurangnya produktivitas” kata Trisnawarman disaat meresmikan acara kegiatan, di Kambang Iwak, Minggu, 2/10/2022.

Seperti diketahui Yayasan Jantung Indonesia merupakan lembaga masyarakat yang berfokus kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan penyakit jantung. Upaya pencegahan penyakit jantung dapat dilakukan dengan upaya pemasyarakatan panca usaha jantung sehat yaitu : seimbangan gizi, enyahkan rokok, kelola stres, atur tekanan darah, dan olahraga teratur.

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit Kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. data who tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular (39,5 juta dari 56,4 kematian). data riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di indonesia sebesar 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi. sedangkan dari data bidang pelayanan kesehatan prov. sumsel tahun 2019 didapatkan data kesakitan akibat penyakit jantung sebanyak 7.993 org atau sebesar 8% pada tahun 2030 di prediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular. dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular (ptm) tersebut 45% nya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu 17,7 juta dari 39,5 juta kematian dengan total pembiayaan sebesar Rp. 21 triliun.
