
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif dibandingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kemampuan FKTP dalam memberikan pelayanan mempengaruhi rujukan kasus non spesialistik dimana pelayanan tersebut juga tergantung dengan kondisi sumber daya termasuk SDM, sarana, prasarana, alat, obat dan kondisi pembiayaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS, Puskesmas bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan melalui penerapan Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) dengan salah satu indikatornya yaitu Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik. Di Sumatera Selatan, terjadi peningkatan jumlah Puskesmas yang memiliki Ratio Rujukan Non Spesialistik < 2% yaitu dari 71,5% Puskesmas di tahun 2021 menjadi 78,6% Puskesmas di semester I tahun 2022. Akan tetapi, peranan dokter sebagai gate keeper di Puskesmas dalam pengelolaan penyakit termasuk kasus rujukan, akan sangat menentukan kualitas pelayanan bagi masyarakat serta mengurangi beban penyakit dan pembiayaan yang harus ditangani di FKRTL.

Kegiatan dimulai pada hari Rabu tanggal 28 September 2022 yang diikuti oleh 50 orang peserta dari 17 dinkes kab/kota, khususnya Seksi penanggung jawab rujukan Puskesmas dan 33 orang dokter Puskesmas yang RNSnya melebihi ketentuan 2%.
Peserta mendapatkan informasi dan pengetahuan selain dari
narasumber Dinkes Prov Sumsel, juga dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI, BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Sumsel Babel Bengkulu dan Organisasi Profesi Prov Sumsel (PAPDI dan PERDAMI).

Kepala Dinas Kesehatan Prov Sumsel dr. H. Trisnawarman, M.Kes, SpKKLP berkesempatan membuka acara pada hari Rabu, tanggal 28 September 2022. Beliau didampingi Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. Widya Anggraini, MARS dan Kasi Yankes Primer & Tradisional dr. Uke Veronika, MKM.

Diharapkan melalui pertemuan ini dapat menyegarkan kembali kompetensi dokter terhadap kasus yang menjadi penyebab terbanyak rujukan non spesialistik di Puskesmas yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan terbaik ke seluruh masyarakat di wilayah kerjanya masing-masing.