
Palembang, Dinkes Sumsel, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan mengadakan Koordinasi Pelaksanaan Eliminasi Campak-Rubella. Hal ini dilakukan agar Dinkes baik provinsi maupun kabupaten/kota dapat menyusun rencana strategis dalam upaya mencapai target eliminasi campak-rubella di Sumatera Selatan maupun target nasional.Kepala Dinkes Prov. Sumsel, dr. H. Trisnawarman, M.Kes, SpKKLP (Dokter Tris) memberitahu bahwa Penyakit Campak-Rubella merupakan salah satu Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan penyakit ini dapat dieradikasi/dimusnahkan dengan melakukan beberapa strategi yaitu pemberian imunisasi, pengamatan penyakit campak-rubella, pemeriksaan laboratorium serta adanya dukungan lintas program dan sektor terkait.
“Adanya pandemic Covid-19 menyebabkan banyak kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak dapat terlaksana dengan maksimal sehingga menyebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi hampir di semua wilayah Indonesia tidak terlepas Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini berdampak pada peningkatan kasus – kasus PD3I bahkan cenderung menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) Campak-Rubella di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan” Kata Dokter Tris saat di Swarna Dwipa Palembang, Rabu, 9/9/23.
Lanjut Dokter Tris memaparkan gambaraan data Kejadian Luar Biasa terhadap Campak Rubella yang terjadi di Sumsel. Ia mengatakan “Pada tahun 2023 sampai dengan 31 Juli 2023 telah terjadi 3 kali dugaan KLB Campak-Rubella yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir ( 1 KLB), Kota Pagar Alam ( 1 KLB) dan Kabupaten Musi Rawas (1 KLB). Sementara insiden rate kasus campak Provinsi Sumatera Selatan pada tahun ini sebesar 14.15 per 1.000.000 penduduk, sedangkan insiden Rubella lebih rendah yaitu sebesar 0.11 per 1.000.000 penduduk dari target < 1 per 1.000.000 penduduk. Dari data ini dapat kami gambarkan bahwa pada setiap 1 juta penduduk terdapat 14 orang yang menderita campak di Sumatera Selatan. Sedangkan untuk di wilayah kabupaten/kota, kepadatan penduduk yang cukup tinggi ada di Kota Palembang dengan insiden rate 58.5 per 1.000.000 penduduk” ungkapnya.
“Masih terjadinya trasmisi penyakit campak yang cukup tinggi diwilayah Sumatera Selatan, yang dibuktikan dengan masih banyaknya hasil pemeriksaan pada suspek yang menunjukkan positif campak sehingga diperlukan upaya-upaya strategis untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus dan mencegah terjadinya KLB campak-rubella dengan melakukan peningkatan capaian cakupan imunisasi MR1 /Measles Rubella pada bayi usia < 1 tahun, MR2 pada bayi usia 2 tahun serta BIAS MR pada anak usia kelas 1. Selanjutnya peningkatan deteksi dini penyakit campak-rubella di semua layanan kesehatan serta pencapaian pemeriksaan laboratorium terhadap > 80% klinis campak-rubella yang ditemukan” Tuturnya.
Hadir mendampingi Kadinkes Prov Sumsel, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, H. Ferry Yanuar, SKM, M.Kes dan Narasumber dari Tim Kerja WUS, KIPI & Surveilans PD3I Kemenkes RI. Turut hadir Narasumber Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Peserta dari Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.